Judul
Asli : SNOW WHITE & THE HUNTSMAN
Penulis
Lily Blake
Based
on the Motion Picture Screenplay by Evan Daugherty & John Lee Hancock &
Hossein Amini.
Penerbit
: Noura Books ( Mizan Fantasi )
Alih
Bahasa : Dina Begum
Editor
: Reni Indardini
Cetakan
I : Juni 2012 ; 247 hlm
Raja
Magnus sangat menderita setelah kematian sang permaisuri –sosok yang telah
menjadi belahan jiwanya. Hari demi hari ia jalani dalam kehampaan, hati dan
perasaannya telah mati, membeku, bahkan saat ia melihat putri tunggalnya : Snow
White. Selama setahun kehampaan menyelimuti dirinya. Hingga setahun kemudian,
beliau menyelamatkan seorang wanita cantik dari tawanan pasukan bayang-bayang
yang menyerang kerajaannya. Wanita cantik jelita yang mengingatkan sang Raja
akan permaisuri yang telah wafat. Wanita mempesona bernama Ravenna – yang
segera memikat hati Raja Magnus dan memintanya menjadi permaisuri baru dan ibu
tiri bagi Snow White.
Maka
diadakan perayaan besar guna memperingati pernikahan baru itu. Namun
kegembiraan dan kebahagiaan yang terjadi, dalam sekejap lenyap tersapu awan
kelam yang mencekam. Karena sang Permaisuri baru : Ratu Ravenna telah membunuh
sang Raja dan menguasai Kerajaan dengan menghabisi semua pengikut dan pendukung
Raja. Semuanya tewas terbunuh secara mengerikan, hanya segelintir dari mereka
yang sempat melarikan diri, sedangkan yang terkurung dalam istana semuanya
tewas ... kecuali satu orang, putri Raja Snow White yang baru berusia 7 tahun,
entah mengapa Ratu Ravenna mengampuni nyawanya dan memilih mengurung sang putri
dalam penjara bawah tanah yang tak pernah dikunjungi oleh siapa pun.
Mantra ini dibuat ...
Dengan darah yang paling murni
Sepuluh
tahun berlalu ...
Kekuasaan
Ratu Ravenna telah meluas, menimbulkan penderitaan serta kesengsaraan bagi rakyat.
Tiada yang berani melawannya. Jika pun ada, segera ditumpas oleh pasukan
kegelapan yang diberi kekuatan sihir oleh sang Ratu. Ratu Ravenna masih tetap
cantik dan menawan, bahkan tak terlihat menua sedikit pun. Rahasianya terletak
pada ‘mantra-sihir’ yang mengikat dirinya semasa remaja, membuat dirinya tetap
muda dan kuat, dengan kompensasi ia harus ‘mengambil’ jiwa dan kemudaan dari
para korban-korbannya, wanita serta gadis-gadis muda yang cantik serta belia.
Kekuatan sihir Ratu Ravenna semakin kuat, namun hal itu juga berimbas pada
semakin seringnya ia harus memulihkan tenaga, yang berarti semakin banyak
korban gadis muda yang harus disediakan. Namun rakyat telah menyembunyikan para
gadis muda, bahkan rela berkorban agar sang Ratu tidak berhasil mendapatkan
mangsa-mangsa baru. Sumber kekuatan semakin menipis ... hingga suatu hari sang
cermin ajaib mengucapkan perkataan yang menimbulkan kemurkaan bagi sang Ratu :
bahwa ada sosok lain yang lebih cantik daripada dirinya, ia adalah Snow White.
“...dia juga hartamu yang paling berharga, Ratuku. Bijaksana sekali kau menahannya di sini. Sebab, kepolosan dan kemurnian yang bisa menghancurkan sekaligus bisa menyembuhkan. Genggamlah jantungnya dengan tanganmu, maka kau takkan perlu lagi mereguk kemudaan. Kau takkan pernah lagi melemah atau menua. Kekal tanpa syarat ...”
Snow
White bertahan hidup selama 10 tahun dalam kurungan penjara bawah tanah. Tiada
yang mengetahui keberadaan dirinya, kecuali sang Ratu dan adiknya Finn – yang
setiap hari selalu menyempatkan waktu, menatap dan memandang Snow White tanpa
suara, selama 10 tahun lamanya. Kini, tanpa ia sadari, dirinya telah berubah
menjadi gadis cantik dibalik segala kelusuhan dan penampilan compang-camping.
Dan setelah sekian lama tanpa diduga dirinya ‘dijemput’ untuk menghadap sang
Ratu. Namun Snow White telah mempersiapkan diri, terutama setelah melihat
kondisi gadis yang berada kurungan sebelahnya, betapa ia berubah menjadi sosok
nenek tua renta dan sekejap. Dan pada saat yang tepat, Snow White berhasil
melukai Finn, dan melarikan diri – bebas keluar dari kurungan, berlari menuju
alam bebas, menghindari kejaran para pasukan, hingga ia memasuki Hutan Kelam
yang Terlarang.
Tiada
satu pun manusia yang berani memasuki Hutan Kelam yang penuh misteri serta
berbagai kehidupan aneh yang menakutkan dan penuh bahaya serta jebakan di
sana-sini. Jika Snow White memilih memasuki wilayah itu, bisa dikatakan ia
telah tewas. Namun Ratu Ravenna tidak bersedia membuang peluang guna
mendapatkan kekuatan dari Snow White, maka ia memerintahkan agar dilakukan
pengejaran serta penangkapan dengan segala cara. Satu-satunya jalan adalah
menemukan pemandu yang mengetahui kondisi Hutan Kelam. Dan hanya ada satu orang
yang pernah masuk dan keluar dengan selamat dari Hutan tersebut. Ia adalah Eric
– sang pemburu, yang selalu bersedia menyambung nyawa sepeninggalan istrinya
tercinta yang tewas terbunuh. Maka dimulailah pengejaran terhadap Snow White di
dalam Hutam Kelam, dipandu Eric, Finn dan pasukannnya berhasil memasuki wilayah
hutan...
Kesan :
- Illustration by Franz Juttner - |
Membaca
tentang kisah Snow White mau tidak mau kita selalu membandingkan dengan gambaran
akan kisah Snow White and the Seven Dwarfs yang dikeluarkan oleh Disney.
Namun versi asli kisah ini justru tidak terlalu banyak diketahui terutama oleh
anak-anak, karena kisah ini berasal dari adaptasi Grimm Bersaudara yang mengumpulkan berbagai legenda dan
dongeng kuno dari negara Jerman, yang cukup dikenal oleh masyarakat Eropa.
Dongeng Snow White and the Seven Dwarfs
karya Grimm Bersaudara ini rilis pada tahun 1812, dengan menggunakan elemen
seperti ‘magic-mirror’ , ‘poison-apple’, ‘a
glass coffin’, ‘seven dwarfs’ – yang belum memiliki nama, hingga pada pementasan
di Broadway pada tahun 1912 masing-masing kurcaci memiliki julukan tersendiri,
dan akhirnya melalui film yang dibuat Walt Disney pada tahun 1937, muncul
nama-nama baru bagi ke-7 kurcaci yang kita kenal sampai sekarang : Doc, Grumpy,
Happy, Sleepy, Bashful, Sneezy dan Dopey.
- Snow White & the Seven Dwarfs by Disney - |
Dengan
adanya berbagai versi kisah, novel, cergam, kartun, bahkan film layar lebar,
kisah Snow White mengalami berbagai perubahan dan perombakan, masing-masing
memperoleh pujian serta kecaman yang tidak sedikit, dan sekali kali, cukup
sulit untuk bersanding dengan ‘ikon’ yang sudah melekat di benak khalayak umum.
Demikian pula dengan versi film Snow White & the Huntsman, dibintangi oleh
Charlize Theron, Kristin Stewart, dan Chris Hemsworth, yang dirilis oleh
Universal Pictures ini, apalagi jadwal tayangnya hampir bersamaan dengan film
versi lain dari Snow White yang berjudul “Mirror, Mirror” – dibintangi oleh
Julia Roberts dan Lily Collins. Namun review yang kubahas bukan tentang filmnya
melainkan berdasarkan novel adaptasi dari film layar lebarnya.
Dimulai
dengan pembukaan tentang pertemuan Raj Magnus dan Ravenna – yang kelak menjadi
sang Ratu, ibu tiri Snow White, kemudian alur cerita berubah menjadi lebih
cepat, menuju pernikahan akbar yang disertai dengan pembunuhan dan pembantaian
seluruh anggota kerajaan, menyisakan satu orang : putri Snow White yang masih
berusia 7 tahun. Dan kisah dipercepat melampaui 10 tahun kemudian, saat Snow
White telah beranjak remaja, dan kekuatan sang Ratu semakin besar, kejahatan
merajalela, pelarian Snow White dari tahanan, pengejaran dan perburuan ...
semuanya mirip dengan kisah-kisah serupa, tiada perbedaan yang khusus. Meski
demikian, lewat penuturan yang intens, maka ketegangan serta alur cerita yang
cepat, mampu memberikan sedikit daya tarik pada novel ini.
Perbedaan
yang terasa bagiku, sebagai penikmat bacaan (suka film juga, tapi saat membaca
kisah ini, diriku belum sempat menonton, jadi review ini murni berdasarkan
bacaan) yang bisa memuaskan berbagai ‘indera’
dan ‘imajinasi’ – maka novel ini kunilai sangat kurang dalam
penyajiannya. Kemungkinan karena ini merupakan novel kategori movie-tie-in,
yang dibuat hanya berdasarkan film, tanpa adanya tambahan atau penjelasan lebih
dalam. Jika sebuah novel diadaptasi ke sebuah film, seringkali kita mendapati
adanya beberapa faktor yang membuat kisah itu menari, justru tidak ditampilkan
pada film itu. Terutama hal ini banyak terjadi pada novel-novel kategori
fantasi. Mengapa hal ini sering terjadi ? Karena sebuah kisah yang dituturkan
lewat buku menuntut daya imajinasi sang pembaca untuk mengintrepretasikannya
dalam wujud nyata, dan pembaca sering kali dibebaskan oleh penulis untuk
mewujudkannya secara bebas. Maka jika kita menonton sebuah film adaptasi dari
sebuah novel, maka film itu adalah salah satu hasil perwujudan intrepretasi
sang sutradara, yang bisa jadi berbeda dengan sang penulis bahkan dengan
khalayak umum.
Maka
bagaimana jika sebuah film yang sudah jelas tercetak tentang bagaimana karakter-karakternya
berkembang, bagaimana gambaran situasi yang terjadi, bagaimana suasana yang
terbentuk, diwujudkan dalam bentuk buku ? Dengan banyaknya batasan yang dimuat,
maka tidak ada penambahan yang mampu memberikan nilai plus pada kisah ini. Buku
ini hanya menjadi salah alat untuk mempromosikan
filmnya, seperti berbagai merchandise yang dibuat untuk film ini. Apalagi
menjelang ending, dengan suasana yang menggantung, tiada penjelasan lebih
lanjut ... I hate ending like this !! Tetapi karena , sekali lagi ini merupakan
buku hasil adaptasi film – yang menurut rumors akan melanjutkan kisahnya
menjadi sebuah trilogi, well ... mungkin saja kisah ini akan menjadi lebih
menarik jika dikemas menjadi satu buku kompilasi trilogi (jika memang ternyata
jadi dibuat oleh produser film). Jika tidak, maka kisah ini berhenti sampai di
sini, demikian pula review-ku (^_^)
Website
: www.snowwhiteandthehuntsman.com
Best
Regards,
*
Hobby Buku *
Kucomot ya buat dipasang di blogku ;)
BalasHapusbenar-benar lagi musim snow white ^^;
BalasHapus