Judul
Asli : PRIDE & PREJUDICE &
ZOMBIES
by
Jane Austen & Seth Grahame-Smith
Copyright
© 2009 by Quirk Production, Inc.
Interior
Illustrations by Phillip Smiley
Penerbit
Imania [ imprint of Mizan Media Utama ]
Alih
Bahasa : Dian Guci
Editor
: Ratno Fadillah
Desain
Isi : Damelan Abdi
Desain
Sampul : Heather Howland
Desain
Sampul : Yudi Irawan
Cetakan
I : Februari 2013 ; 536 hlm
Rate
: 2 of 5
Saat
pertama kali melihat buku ini, ada dua hal berkecamuk di dalam benakku, antara
rasa penasaran ingin mengetahui bagaimana sang penulis memadukan sebuah kisah
klasik dengan versi berbeda dan bumbu horor, sedangkan sisi lainnya muncul
sebuah ke-engganan untuk mendapati versi ‘unik’ dari sang penulis, bagaimana
jika hasilnya sangat mengecewakan, karena sudah cukup banyak contoh para
penulis yang mencoba ‘meniru’ atau membuat versi ‘remake’ sebuah karya tulis
yang sukses di pasaran. Pada akhirnya rasa penasaran dalam diriku yang menang,
dan ini-lah hasil dari bacaaanku ...
[ source ] |
Kisah
drama-romansa klasik ‘Pride & Prejudice’ yang menuturkan perjalanan
naik-turun hubungan unik antara Elizabeht ‘Lizzy’ Bennett dengan Mr. William
Darcy, serta memaparkan kehidupan masyarakat pedesaan dan perbedaan nyata
dengan kehidupan masyarakat kota pada era Victorian di Inggris. Keluarga
Bennett yang terdiri dari sepasang suami-istri yang memiliki perbedaan watak
serta karakter, dikarunia 5 orang anak gadis, Jane, Lizzy, Mary, Catherine
‘Kitty’ dan Lydia. Sebagaimana pada jaman di mana anak gadis tidak memiliki hak
apa pun terhadap harta maupun warisan keluarga, putri-putri keluarga Bennett
yang terkenal cantik dan menarik, merupakan sasaran calon istri bagi para
bujangan. Namun Mrs. Bennett yang ambisius, berotak kerdil dan memuja segala
sesuatu yang berbau glamor, memiliki rencan khusus agar setiap putrinya
dipersunting oleh kaum berada dan bila memungkinkan juga merupakan kaum
bangsawan. Namun di wilayah desa yang tidak terlalu besar, tentunya cukup sulit
mencari calon suami, bangsawan berada yang masih lajang. Hingga suatu hari
muncul berita akan kedatangan penghuni baru di Netherfield Park bernama Mr.
Bingley bersama keluarganya. Beliau bukan saja masih lajang, muda tetapi juga
sangat menarik dan ramah terhadap para penduduk pedesaan. Tak pelak keramahan
beliau dimanfaatkan oleh para ibu untuk ‘menyodorkan’ anak-anak gadis mereka di
hadapan pria ini di sebuah acara Pesta Dansa.
![]() |
Elizabeth Bennett vs Zombies |
Namun
hanya satu gadis yang tampaknya mampu menyita perhatian Mr. Bingley, yaitu Jane
Bennett – gadis tercantik sekaligus memiliki hati yang luar biasa baik di wilayah
tersebut. Sementara itu, Lizzy juga memiliki pertemuan aneh yang menyebabkan
timbulnya konflik di kemudian hari, ketika sahabat Mr. Bingley yang bernama Mr.
Darcy, telah mengeluarkan ‘pernyataan’ yang dianggap menghina Lizzy di tengah
Pesta Dansa. Akibat perlakuan serta tindak tanduknya, Mr. Darcy yang tak kalah
menarik dari Mr. Bingley, justru diberi label ‘sombong, angkuh, arogan, tak
berperasaan’ oleh hampir sebagian besar penduduk, termasuk Lizzy yang langsung
memasukan pria tersebut dalam daftar hitamnya. Seiring dengan perkembangan
waktu, keduanya mengalami peristiwa dan kejadian unik, tragis sekaligus
menyedihkan, namun memberikan sesuatu yang berbeda yang mampu mengubah
pemikiran keduanya. Kisah yang dibuat berdasarkan fakta bahwa kehidupan masyarakat
secara sosial, baik di pedesaan maup perkotaan, hampir memiliki kesamaan, bahwa
Pride (Kebanggaan) dan Prejudice (Prasangka) selalu menyelimuti hubungan antara
manusia. Jika tidak disertai dengan pemikiran positif akan mudah sekali sebuah
kebohongan menjurus pada kebohongan lain yang mampu menjerumuskan harkat serta
martabat seseorang.
Elizabeth 'kick-ass' against Mr. Darcy |
Membaca
Pride & Prejudice sungguh merupakan pengalaman yang sangat menarik, dan
versi ‘remake’ yang ditulis oleh Seth Grahame-Smith yang terkenal akan
kegemarannya menulis-ulang karya-karya ternama dengan memberikan sesuatu yang
berbeda, benar-benar memberikan pengalaman ‘aneh’ bagi diriku. Alih-alih
membaca kisah drama serius dan menyentuh, kisah ini menjadi bahan gurauan serta
kekonyolan di sana-sini. Karena keluarga Bennett bukan saja memiliki lima anak
gadis yang rupawan, melainkan juga memiliki keahlian bela diri tinggir setelah
berguru di Perguruan Shaolin, Cina, dan mereka merupakan pembasmi zombie
ternama yang mampu menebas tubuh mayat-mayat hidup yang melanda pedesaan.
Disertai dengan ilustrasi yang mampu ‘merusak’ image para wanita yang lembut
pada era tersebut, sembari terkadang tertawa geli membayangkan adegan demi
adegan yang seharusnya menakutkan tetapi justru tampak sangat konyol,
benar-benar membuatku ‘gregetan’ membacanya dari awal hingga akhir. Bayangkan
saja sosok Elizabeth Bennett mengangkat roknya lalu melakukan tendangan maut
ala Jacky Chan dan melempar tubuh Mr. Darcy hingga ke ujung ruangan – hilang
sudah kesan romantis dan adegan menyentuh yang seharusnya menjadikan kisah ini
klasik sepanjang masa. Walau sang penulis tetap mempertahankan alur serta plot
kisahnya, bahkan menggunakan ucapan-ucapan serupa versi aslinya, kesan yang
ditimbulkan sungguh berbeda 180 derajat.
Elizabeth & Mr. Darcy vs Zombies |
Karakter
utama Elizabeth Bennett dan Mr. Darcy sangat menonjol dalam penggambaran
hal-hal terburuk, bahkan hampir sebagian besar karakter dibuat jauh lebih buruk
dibandingkan aslinya, sehingga sifat Mr. Bennett yang acuh, sinis, dan suka
sekali mengolok-olok sang istri, tampak sangat ‘nyinyir’ sedangkan Mrs. Bennett
yang merupakan sosok yang sama sekali tak kusukai, menjadi sangat tak
tertahankan dalam versi kisah ini, hampir tiada satu pun kebaikkan nampak dalam
dirinya. Yang lebih parah lagi, sosok Charlotte Lucas – sahabat Elizabeth, yang
memiliki kelebihan dalam membantu sahabatnya, justru digambarkan sebagai korban
gigitan zombie sehingga ia secara perlahan berubah menjadi mayat hidup. Sang
saudara sepupu yang sangat menjengkelkan, Mr. Collins, yang semula mengganggu
Elizabeth untuk menjadi istrinya, justru dijadikan korban tragis dengan
menggantung diri setelah memenggal kepala sang istri yang berubah menjadi
zombie.
Secara keseluruhan, kisah ini benar-benar membuat gigi-geligi-ku
gemertuk antara geli dan jengkel akibat perlakuan semena-mena sang penulis yang
merusak ‘kisah-epik-klasik’ yang menawan. Jika ada kesempatan untuk membaca
karya penulis lainnya, entah apakah diriku cukup rela untuk melihat ‘pelecehan’
yang dilakukan oleh beliau. Sebuah kisah komedi atau satire bisa dibuat tanpa
harus merusak keseluruhan sebuah kisah asli. Jika memang penulis berniat
membuat sebuah adaptasi, mengapa tak membuatnya berbeda sama sekali alih-alih
sekedar ‘menulis-ulang’ dan ‘merusak’ imaginasi pembaca. Memang tidak semua
pembaca menolak bacaan seperti ini, namun secara pribadi diriku ‘menolak’ untuk
menelusuri lebih dalam kisah yang tak memiliki kualitas isi serta pemahaman
akan pentingnya sebuah wacana klasik. Sungguh sayang jika kreatifitas sang
penulis tidak dirahkan untuk menghasilkan tulisan murni dari ide pribadi.
![]() |
[ source ] |
Tentang
Penulis :
Seth
Grahame-Smith, terlahir sebagai Seth Jared Greenberg pada tanggal 4 Januari 1976,
adalah seorang penulis asal Amerika, sekaligus penulis naskah dan produser film
serta televisi. Pride & Prejudice & Zombies masuk dalam daftar
bestseller versi New York Times termasuk Abraham Lincoln : The Vampire Hunter,
sebuah parodi tentang kehidupan sosok Abraham Lincoln. Karya terbarunya Unholy Night, juga merupakan parodi dari kisah perjalanan tiga manusia suci yang
dikenal sebagai Bathazar, Gaspar dan Melchyor saat mengunjungi kelahiran Yesus.
Beliau juga terlibat dalam serangkaian acara televisi populer, diantaranya
sebagai co-creator, kepala bidang penulisan dan eksekutif produser acara The Hard
Times of RJ Berger yang tampil di MTV.
[
more about the author, books and related works, check on here : Seth Grahame-Smith Site's | Pride & Prejudice & Zombies | Wikipedia ]
Best
Regards,
* Hobby
Buku *
Coba baca sekuelnya, Dreadfully Ever After buatan Steve Hockensmith. Karena settingnya 4 tahun setelah PPZ, dijamin tidak memakai dialog asli Jane Austen lagi :)
BalasHapusDi situ Mr. Darcy lehernya tergigit zombie dan pelan-pelan mulai bertransformasi. Aku sudah ripyu di sini:
http://threezstacks.blogspot.com/2012/08/to-cure-mr-darcy.html
Si Hockensmith ini juga bikin proyek prekuelnya yang berjudul Dawn of the Dreadfuls dengan setting 4 tahun sebelumnya. Yang ini sih aku belum baca.
wah terima kasih sdh diberi info tentang sequel-nya mbak Threez, tapi rasanya aq tdk bakalan tertarik melanjutkan huhu, soalnya buku pertama saja bikin tidak keruan, merusak image aslinya >,<
Hapuspernah lihat buku ini di obralan, tapi langsung ilfil lihat judulnya. Ga tahu ya.. ga suka aja kalau ada buku yang dibikin jadi lucu2an buku lainnya.
BalasHapusIya mbak, aq juga asli iseng pengen tau, dan ternyata .... ( tidak bakalan tertarik baca penulis ini lagi deh )
Hapus