Books
“BUKU ESOK HARI”
Judul Asli :
THE BOOK OF TOMORROW
Copyright © by Cecelia
Ahern 2009
Penerbit
Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa
: Nurkinanti Laraskusuma
Desain
Sampul : eMTe
Cetakan I
: Juli 2013 ; 480 hlm ; GM 402 01 13
0098
Rate : 4 of
5
~ Re-Blogged from My Little Garden of Story ~
“Kisah ini jenis yang mengharuskan beberapa orang mengenyahkan ketidakpercayaan mereka. Sebagian manusia dilahirkan dengan pikiran telah terbuka ; ibarat kuncup-kuncup bunga mungil, dirawat hingga perlahan kelopak-kelopaknya mengembang terbuka dan siap disuapi oleh sifat paling alami kehidupan. Tapi ada juga mereka yang pikirannya hanya seperti rangkaian tangkai bunga, yang menumbuhkan kuncup saat menerima informasi baru – satu kuncup untuk satu fakta baru – tapi kuncup-kuncup itu tidak pernah membuka, tidak pernah berkembang. Mereka adalah orang-orang dengan huruf kapital dan titik, tapi tidak pernah tanda tanya dan elipsis ...” [ ~ The Book of Tomorrow | p. 9 – 10 ]
Pembukaan
pada awal paragraf kisah ini mencerminkan apa yang hendak disampaikan oleh sang
penulis, dan untuk menyesuaikan dan memahami pesan-pesan yang hendak
disampaikan, maka kusempatkan untuk ‘membuka-pikiran’ dalam menelaah sekaligus
menikmati perjalanan sebuah kisah yang tak pelak akan melambungkan daya
imajinasi serta pemahaman akan nilai-nilai kehidupan. Dituturkan dengan cara
yang memikat, perpaduan antara manisnya sebuah romansa, pahitnya pengkhianatan
serta misteri akan skandal yang disembunyikan selama bertahun-tahun, menjalin
kisah yang absurb, unik dan aneh, namun mengandung kesan serta keindahan
tersendiri, menyentuh hingga akhir ....
Tamara
Goodwin membenci nama pemberian orang
tuanya. Terlebih karena kehidupan nyata yang dijalaninya tidak sesuai dengan
bayangan akan ‘peruntungan’ dalam kehidupannya. Terbukti menjelang usianya
ke-16, masa-masa yang seharusnya dijalani dengan penuh keceriaan khas gadis
remaja, ia harus merubah total gaya hidup serta menjalani lingkup kehidupannya
yang baru. Dimulai dari tragedi tewasnya sang ayah, George Goodwin, yang bunuh
diri dan meninggalkan hutang melilit keluarga mereka. Hal ini yang memaksa Tamara
dan ibunya, harus pindah dari kediaman bak kastil jaman dahulu, ke pondokan
yang ditempati penjaga gerbang lahan kediaman keluarga mereka. Tamara
meninggalkan semuan kenyamanan dan kemewahan, sekolah maupun teman-temannya,
untuk tinggal di tempat sunyi dan terpencil.
Jennifer
Goodwin – ibu Tamara, mengalami depresi berat hingga tak mampu menjalankan
tugasnya sebagai pengganti kepala keluarga, apalagi mengurus Tamara yang
berjiwa pemberontak. Kini mereka berdua harus hidup bersama pasangan
suami-istri Arthur (yang dikenal oleh Tamara sebagai saudara ibunya) dan
Rosaleen Byrne. Jika Jennifer segera mengurung diri dalam kamar barunya, dan
tidak pernah lagi keluar atau menjalani kehidupan layaknya manusia normal, maka
Tamara berusaha mencari penghiburan di kediaman barunya. Mulai dari berkenalan
dengan pemuda menarik yang menjalankan perpustakaan keliling, hingga
menjelajahi lahan peninggalan Kilsaney Castle yang didirikan pada tahun
1700-an.
Di sanalah
ia bertemu dengan sosok aneh yang disebut Suster Ignatius Power dari Sisters of
Mercy, yang mengungkapkan sejarah masa lalu kehidupan penduduk sebelum
keruntuhan Kastil saat kebakaran besar di tahun 1920-an menghabiskan bangunan
dan menewaskan keturunan terakhir keluarga Kilsaney. Tamara – gadis remaja yang
manja dan egois, mulai merasakan perbedaan antara relitas kehidupan sebenarnya
dari jejak-jejak masa lalu yang membayangi kehidupan di lahan peninggalan
keluarga Kilsaney. Ia tak lagi tertarik pada jenis kehidupan lama yang penuh
dengan foya-foya serta kesenangan semu.
Kemarahan
serta kesedihan akan tragedi yang melanda hidupnya, kini mulai dikalahkan
dengan keingin-tahuan untuk menyelamatkan sang ibu serta menyingkap rahasia
yang menyelubungi kehidupan di sekitar lahan tersebut. Apalagi ketika ia
menemukan sebuah buku kosong yang tertinggal di reruntuhan kastil, buku yang
semula hendak digunakan sebagai jurnal pribadinya, berubah menjadi
‘catatan-hari-esok’ yang meramalkan apa yang akan terjadi sebelum ia melakukan
atau memikirkan sesuatu. Buku yang menuntun Tamara guna mencari tahu masa lalu
keluarganya, sikap Arthur yang selalu bungkam tak bersuara, Rosaleen yang
menguntit dirinya kemana pun ia pergi, hingga ibunya yang tak mampu keluar dari
kamar tidur, terbaring tanpa daya, tanpa memiliki kesadaran akan sekelilingnya,
Suster Ignatius yang serba rahasia, pemuda misterius bernama Weseley yang suka
menyusup di reruntuhan kuil.
Ini adalah
perjalanan kisah gadis bernama Tamara, menelusuri jejak kehidupan yang
menghubungkan masa silam, masa kini dan masa depan dalam satu garis tipis, yang
senantiasa berubah berdasarkan aneka pilihan jalan yang hendak ditempuh. Dan
jalan manakah yang akan dipilihnya jika ia sudah mengetahui ‘segala-sesuatunya’
atau ia memilih untuk tidak mengetahui ‘apapun’ .... Satu lagi karya penulis
yang mengguncang tentang kehidupan yang absurb dan penuh imajinasi, dan
ternyata tak berbeda jauh dengan realita kehidupan nyata. Jika
dalam ‘Thanks For The Memories’, pembaca diajak untuk mengalami
‘peristiwa’ yang menghubungkan dua sosok asing dari belahan dunia yang berbeda
namun entah bagaimana terhubung satu sama lain, maka ‘The Book of Tomorrow’ menyajikan keunikan dan hubungan antara masa
silam-masa kini-masa depan.
Bukan sekedar mengajak pembaca untuk ‘berimajinasi’
melainkan juga sarat akan pesan-pesan moral dalam menghadapi kehidupan yang
penuh halangan serta rintangan. Sebagaimana kutipan di awal kisah, penulis
mengajak pembaca untuk ‘membuka-pikiran’ dan senantiasa melakukan tindakan
serta keputusan didasarkan atas hal-hal ‘positif’ karena dibalik penderitaan,
tragedi serta kegagalan, tersedia harta luar biasa bagi siapa saja yang
berhasil menghancurkan tembok penghalang ‘mental’ serta ‘pikiran’ – meraih
keberhasilan sekecil apapun dalam kehidupan masing-masing. . This is definitely one of my favorite book of Cecelia, after Thanks For
The Memories (^_^)
Tentang Penulis :
Cecelia Ahern lahir pada tanggal 30 September 1981.
Sebelum terjun ke karier menulis pada tahun 2004, Cecelia Ahern menyelesaikan
studinya di bidang jurnalisme dan studi media. Novel pertamanya PS, I Love You
– telah terjual jutaan kopi, dan selama beberapa waktu bertengger di puncak
buku terlaris. Novel tersebut juga sudah difilmkan dibintangi oleh Hilary Swank
dan Gerard Butler. Saat ini Cecelia tinggal di Dublin, Irlandia bersama dengan
pasangannya David Keoghan dan kedua anaknya.
Novelnya yang kedua Where Rainbow
Ends menduduki posisi pertama di Irlandia dan Inggris, memenangkan German
CORINE Awards di tahun 2005. Selain itu
ia juga sebagai ‘co-creator’ dan produser serial komedi yang dikeluarkan oleh
ABC Studios, berjudul “Samantha Who” yang dibintangi oleh Christina Applegate,
Jean Smart, Jennifer Esposito, Barry Watson dan Kevin Dunn. Saudara kandung Cecelia, Georgina Ahern menikah dengan Nicky
Byrne – penyanyi dari grup musik Irlandia yang Weslife.
[ more about
the author and related works, just check at here : Cecelia Ahern (USA) | Cecelia Ahern (UK) | on Goodreads
| on Wikipedia | on IMDb | at Facebook ]
Best
Regards,
* Hobby Buku *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar