Books
“SAMUDRA DI UJUNG JALAN SETAPAK”
Judul Asli : THE OCEAN AT THE END OF THE LANE
Copyright ©
2013 by Neil Gaiman
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Tanti Lesmana
Desain Sampul : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan I : Juli 2013 ; 264 hlm ; GM 402 0113
0093
Rate : 4 of 5
“Sejauh mana kebenaran akan suatu hal yang kauingat? Barangkali benar, bisa jadi salah. Kurang-lebih. Beda-beda orang, beda-beda ingatannya ; tidak ada dua orang yang mengingat hal-hal yang sama persis, entah mereka mengalaminya atau tidak. Walaupun dua orang berdiri bersebelahan, ingatan mereka bisa berpulau-pulau jauhnya.” [ ~ The Ocean at the End of the Lane | p. 250 ]
Ada yang pernah mengatakan bahwa ingatan
manusia awalnya bagaikan sebuah jaring laba-laba, yang dijalin dengan rapi dan
teliti, mulai dari lingkaran terkecil hingga semakin lama semakin melebar dan
meluas. Hingga muncul ‘gangguan’ berupa pendatang asing yang terjebak-terperangkap
hingga tergulung dan menjadi kesatuan baru pada jalinan tersebut. Pemandangan
yang awalnya tampak simetris, indah serta rapi, mulai menampakkan
‘bercak-bercak’ dari serangkaian gulungan pendatang-pendatang asing tersebut.
Dan bentuk awal telah berubah menyesuaikan proses yang telah berjalan. Hingga
waktunya untuk kembali ‘memintal’ jaring-jaring yang baru, sesuai tempat dan
kondisi yang dihadapi.
Salah satu contoh kisah itu, terjadi pada
sosok pria, yang saat menjalani prosesi pemakaman di wilayah dekat tempat
tinggalnya di masa kecil. Satu hal menuntun pada hal lainnya. Ia berjalan
menelusuri kenangan masa lalu, hingga ia mendapati berada di tempat yang pernah
dikenalnya, berhadapan dengan pemandangan sebuah kolam di belakang kediaman orang-orang
yang pernah dekat dengan hatinya. Kolam yang dulu dikenal sebagai Samudra –
Samudra milik Lettie Hempstock, yang merupakan penghubung dengan Negeri Lama
yang telah lenyap. Dan pria ini teringat akan masa kecilnya, bahwa ia pernah
di-Selamat-kan oleh Samudra itu, berkat Lettie dan keluarganya.
Samudra itu membawanya kembali pada usia 7
tahun, kala tiada satu pun bocah kenalannya datang menghadiri pesta ulang
tahunnya. Hanya ada ibu serta adik perempuannya yang cerewet dan teman adiknya.
Namun ia tak terlalu kecewa, karena bocah ini lebih suka bermain sendiri.
Apalagi ketika ayahnya memberi hadiah yang menyenangkan, anak kucing berbulu
hitam yang diberi nama Fluffy – yang menjadi sahabat karibnya. Hingga suatu
hari Fluffy mati terlindas mobil pria yang dijuluki sang penambang, yang juga
merupakan penyewa kamar di kediaman orang tuanya. Kehadiran pria aneh yang tak
terlalu disukainya, bukan merupakan gangguan besar dalam kehidupannya. Sampai
suatu hari, pria itu tewas bunuh diri di dalam mobil ayahnya di ujung jalan
pemukiman itu, di dekat pertanian keluarga Hempstock.
Di sanalah ia mengenal gadis aneh bernama
Lettie, dan ibunya Ginnie serta neneknya yang dipanggil Hempstock Tua. Keluarga
ini bukan saja aneh dan misterius, contohnya saja Lettie, yang mengaku berusia
11 tahun, masalahnya ia telah sangat lama berusia sama dengan penampilan
serupa. Mereka bertiga, para wanita Hempstock memiliki kemampuan
melihat-mendengar-membaca hal-hal yang tak nampak, seperti mimpi-mimpi manusia
lainnya atau kedatangan ‘pendatang-asing’ di wilayah tersebut. Bocah laki-laki
yang baru saja melihat sosok mayat mengerikan di dalam mobil ayahnya, pulang
kembali ke rumahnya untuk berkumpul dan menjalani kehidupan normal bersama
keluarganya, ternyata mendapati adanya ‘penyusup’ yang mengikutinya dari jejak
kematian yang mengerikan.
Salah satu karya terbaru dari Neil Gaiman,
yang sudah terkenal akan kegemarannya menulis kisah dengan tema ‘dark-fantasy’
kali ini memuaskan imajinasi terliar akan kehidupan makhluk dari dua dunia yang
berbeda. Dipertemukan melalui sebuah tragedi, seorang bocah laki-laki harus
menghadapi kenyataan menakutkan akan munculnya makhluk asing yang berwujud
manusia dan menyusup dalam kehidupan keluarganya. Makhluk yang menyebut dirinya
Ursula Monkton, berpenampilan sebagai wanita cantik dan menarik, yang menggoda
ayahnya, menjadi pengasuh adiknya, dan berniat mengurung bocah yang mampu
melihat siapa sebenarnya dibalik penampilan luar yang menarik. Kisah ini
sedikit mengingatkan akan perjalanan gadis cilik bernama Coraline yang harus
menyelamatkan keluarga serta makhluk-makhluk lain dari sosok makhluk yang
‘menyamar’ sebagai anggota keluarganya.
[ source ] |
Perbedaannya, jika Coraline masih sesuai
untuk bacaan anak-anak, maka kisah ini sangat kelam dengan mengusung tema
tragedi, bunuh diri, perselingkuhan, hingga pembunuhan, semuanya disajikan
dengan cara memikat sekaligus menakutkan. Salah satu hal yang sama sekali tidak
kusukai dalam kisah ini, saat membayangkan ‘makhluk’ yang menyusup ke dalam
tubuh bocah ini, dalam wujud seekor cacing yang memasuki lubang kecil di
telapak kaki ...wheeuwww, antara geli, ngeri sekaligus miris, membuatku
teringat adegan film dokumenter “The Most Dangerous Animal In Planet” – yang
memuat adegan salah satunya berupa cacing pita di sungai Afrika, yang mampu
menyusup di celah kaki, kemudian membesar-berakar dan beranak-pinak di dalam
tubuh manusia sebagai inangnya <(-__-)? ...benar-benar membuat ‘phobia-ku’
kambuh dalam semalam !!!
“Aku ingat masa kecilku, ingat sangat jelas... aku tahu banyak hal mengerikan. Tapi aku tahu, jangan sampai orang-orang dewasa tahu bahwa aku tahu. Bisa-bisa mereka ketakutan.” [ kutipan dari The New Yorker, 27 September 1993 ; percakapan antara Maurice Sendak dan Art Spiegelman | ~ The Ocean at the End of the Lane | p. 6 ]
Kutipan yang diambil oleh sang penulis dan
diletakkan pada halaman pertama ini, bisa jadi merupakan dasar penulisan kisah
yang mengacu pada ‘trauma’ masa kanak-kanak seorang bocah yang dipicu dengan
penemuan kematian tidak wajar sosok yang dikenalnya, di lingkungan kediamannya.
Bisa jadi sosok Ursula Monkton yang digambarkan sebagai ‘makhluk-asing’
merupakan cara kekanak-kanakan seorang bocah yang tanpa sengaja melihat adegan
‘hubungan terlarang’ antar sang ayah yang merupakan sahabat dekatnya dengan
wanita yang tak disukainya.
Perwujudan 3 generasi wanita keluarga Hempstock
yang tampak berbeda sekaligus serupa, seakan merupakan perlambang akan
perjalanan kehidupan manusia mulai kelahiran (masa muda), dewasa (masa usia
sebaya), hingga menjelang kelahiran kembali (masa tua), dan tentu saja Samudra
tempat yang tepat bagi aneka jenis kehidupan berkumpul bila ‘waktunya’ tiba.
Atau bisa jadi ini semua merupakan kisah fantasi penuh imajinasi yang
memberikan petualangan tak terlupakan serta kesan tersendiri bagi masing-masing
pembacanya (^_^)
[ more about the author and related works,
just check at here : Neil Gaiman | Neil's Journal | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | at Twitter | at Tumblr ]
Best Regards,
* Hobby Buku *
for the same reason people love and hate this book :) kayaknya aku harus segera baca untuk tahu aku ada dipihak mana :)
BalasHapusnice review mba mar, semoga menang resensi pilihan :)
Pada dasarnya ini cerita absurb, jadi ada kemungkinan tidak semua orang suka (^_^) ... apalagi lumayan 'kelam' suasana yang digambarkan.
HapusThanks mbak Essy *finger-crossed* smg terpilih :D
Sejak awal baca judulnya saya sudah langsung tertarik dengan buku ini. Dan karena saya pecinta fantasi kelas berat (dan kadang absurd juga - sama seperti orangnya, hahah) maka tanpa pikir panjang saya memasukkan buku ini dalam wishlist saya :))
BalasHapus