ALICE'S WONDERLAND

Translate

Rabu, September 11, 2013

Books "THE OCEAN AT THE END OF THE LANE"

Books “SAMUDRA DI UJUNG JALAN SETAPAK”
Judul Asli : THE OCEAN AT THE END OF THE LANE
Copyright © 2013 by Neil Gaiman
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Tanti Lesmana
Desain Sampul : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan I : Juli 2013 ; 264 hlm ; GM 402 0113 0093
Rate : 4 of 5
“Sejauh mana kebenaran akan suatu hal yang kauingat? Barangkali benar, bisa jadi salah. Kurang-lebih. Beda-beda orang, beda-beda ingatannya ; tidak ada dua orang yang mengingat hal-hal yang sama persis, entah mereka mengalaminya atau tidak. Walaupun dua orang berdiri bersebelahan, ingatan mereka bisa berpulau-pulau jauhnya.” [ ~ The Ocean at the End of the Lane | p. 250 ]
Ada yang pernah mengatakan bahwa ingatan manusia awalnya bagaikan sebuah jaring laba-laba, yang dijalin dengan rapi dan teliti, mulai dari lingkaran terkecil hingga semakin lama semakin melebar dan meluas. Hingga muncul ‘gangguan’ berupa pendatang asing yang terjebak-terperangkap hingga tergulung dan menjadi kesatuan baru pada jalinan tersebut. Pemandangan yang awalnya tampak simetris, indah serta rapi, mulai menampakkan ‘bercak-bercak’ dari serangkaian gulungan pendatang-pendatang asing tersebut. Dan bentuk awal telah berubah menyesuaikan proses yang telah berjalan. Hingga waktunya untuk kembali ‘memintal’ jaring-jaring yang baru, sesuai tempat dan kondisi yang dihadapi.



Salah satu contoh kisah itu, terjadi pada sosok pria, yang saat menjalani prosesi pemakaman di wilayah dekat tempat tinggalnya di masa kecil. Satu hal menuntun pada hal lainnya. Ia berjalan menelusuri kenangan masa lalu, hingga ia mendapati berada di tempat yang pernah dikenalnya, berhadapan dengan pemandangan sebuah kolam di belakang kediaman orang-orang yang pernah dekat dengan hatinya. Kolam yang dulu dikenal sebagai Samudra – Samudra milik Lettie Hempstock, yang merupakan penghubung dengan Negeri Lama yang telah lenyap. Dan pria ini teringat akan masa kecilnya, bahwa ia pernah di-Selamat-kan oleh Samudra itu, berkat Lettie dan keluarganya.

Samudra itu membawanya kembali pada usia 7 tahun, kala tiada satu pun bocah kenalannya datang menghadiri pesta ulang tahunnya. Hanya ada ibu serta adik perempuannya yang cerewet dan teman adiknya. Namun ia tak terlalu kecewa, karena bocah ini lebih suka bermain sendiri. Apalagi ketika ayahnya memberi hadiah yang menyenangkan, anak kucing berbulu hitam yang diberi nama Fluffy – yang menjadi sahabat karibnya. Hingga suatu hari Fluffy mati terlindas mobil pria yang dijuluki sang penambang, yang juga merupakan penyewa kamar di kediaman orang tuanya. Kehadiran pria aneh yang tak terlalu disukainya, bukan merupakan gangguan besar dalam kehidupannya. Sampai suatu hari, pria itu tewas bunuh diri di dalam mobil ayahnya di ujung jalan pemukiman itu, di dekat pertanian keluarga Hempstock.

Di sanalah ia mengenal gadis aneh bernama Lettie, dan ibunya Ginnie serta neneknya yang dipanggil Hempstock Tua. Keluarga ini bukan saja aneh dan misterius, contohnya saja Lettie, yang mengaku berusia 11 tahun, masalahnya ia telah sangat lama berusia sama dengan penampilan serupa. Mereka bertiga, para wanita Hempstock memiliki kemampuan melihat-mendengar-membaca hal-hal yang tak nampak, seperti mimpi-mimpi manusia lainnya atau kedatangan ‘pendatang-asing’ di wilayah tersebut. Bocah laki-laki yang baru saja melihat sosok mayat mengerikan di dalam mobil ayahnya, pulang kembali ke rumahnya untuk berkumpul dan menjalani kehidupan normal bersama keluarganya, ternyata mendapati adanya ‘penyusup’ yang mengikutinya dari jejak kematian yang mengerikan.

Salah satu karya terbaru dari Neil Gaiman, yang sudah terkenal akan kegemarannya menulis kisah dengan tema ‘dark-fantasy’ kali ini memuaskan imajinasi terliar akan kehidupan makhluk dari dua dunia yang berbeda. Dipertemukan melalui sebuah tragedi, seorang bocah laki-laki harus menghadapi kenyataan menakutkan akan munculnya makhluk asing yang berwujud manusia dan menyusup dalam kehidupan keluarganya. Makhluk yang menyebut dirinya Ursula Monkton, berpenampilan sebagai wanita cantik dan menarik, yang menggoda ayahnya, menjadi pengasuh adiknya, dan berniat mengurung bocah yang mampu melihat siapa sebenarnya dibalik penampilan luar yang menarik. Kisah ini sedikit mengingatkan akan perjalanan gadis cilik bernama Coraline yang harus menyelamatkan keluarga serta makhluk-makhluk lain dari sosok makhluk yang ‘menyamar’ sebagai anggota keluarganya.

[ source ]
Perbedaannya, jika Coraline masih sesuai untuk bacaan anak-anak, maka kisah ini sangat kelam dengan mengusung tema tragedi, bunuh diri, perselingkuhan, hingga pembunuhan, semuanya disajikan dengan cara memikat sekaligus menakutkan. Salah satu hal yang sama sekali tidak kusukai dalam kisah ini, saat membayangkan ‘makhluk’ yang menyusup ke dalam tubuh bocah ini, dalam wujud seekor cacing yang memasuki lubang kecil di telapak kaki ...wheeuwww, antara geli, ngeri sekaligus miris, membuatku teringat adegan film dokumenter “The Most Dangerous Animal In Planet” – yang memuat adegan salah satunya berupa cacing pita di sungai Afrika, yang mampu menyusup di celah kaki, kemudian membesar-berakar dan beranak-pinak di dalam tubuh manusia sebagai inangnya <(-__-)? ...benar-benar membuat ‘phobia-ku’ kambuh dalam semalam !!!
“Aku ingat masa kecilku, ingat sangat jelas... aku tahu banyak hal mengerikan. Tapi aku tahu, jangan sampai orang-orang dewasa tahu bahwa aku tahu. Bisa-bisa mereka ketakutan.” [ kutipan dari The New Yorker, 27 September 1993 ; percakapan antara Maurice Sendak dan Art Spiegelman | ~ The Ocean at the End of the Lane | p. 6 ]
Kutipan yang diambil oleh sang penulis dan diletakkan pada halaman pertama ini, bisa jadi merupakan dasar penulisan kisah yang mengacu pada ‘trauma’ masa kanak-kanak seorang bocah yang dipicu dengan penemuan kematian tidak wajar sosok yang dikenalnya, di lingkungan kediamannya. Bisa jadi sosok Ursula Monkton yang digambarkan sebagai ‘makhluk-asing’ merupakan cara kekanak-kanakan seorang bocah yang tanpa sengaja melihat adegan ‘hubungan terlarang’ antar sang ayah yang merupakan sahabat dekatnya dengan wanita yang tak disukainya.

Perwujudan 3 generasi wanita keluarga Hempstock yang tampak berbeda sekaligus serupa, seakan merupakan perlambang akan perjalanan kehidupan manusia mulai kelahiran (masa muda), dewasa (masa usia sebaya), hingga menjelang kelahiran kembali (masa tua), dan tentu saja Samudra tempat yang tepat bagi aneka jenis kehidupan berkumpul bila ‘waktunya’ tiba. Atau bisa jadi ini semua merupakan kisah fantasi penuh imajinasi yang memberikan petualangan tak terlupakan serta kesan tersendiri bagi masing-masing pembacanya (^_^)

[ more about the author and related works, just check at here : Neil Gaiman | Neil's Journalon Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | at Twitter | at Tumblr ]

Best Regards,

* Hobby Buku * 

3 komentar:

  1. for the same reason people love and hate this book :) kayaknya aku harus segera baca untuk tahu aku ada dipihak mana :)

    nice review mba mar, semoga menang resensi pilihan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada dasarnya ini cerita absurb, jadi ada kemungkinan tidak semua orang suka (^_^) ... apalagi lumayan 'kelam' suasana yang digambarkan.
      Thanks mbak Essy *finger-crossed* smg terpilih :D

      Hapus
  2. Sejak awal baca judulnya saya sudah langsung tertarik dengan buku ini. Dan karena saya pecinta fantasi kelas berat (dan kadang absurd juga - sama seperti orangnya, hahah) maka tanpa pikir panjang saya memasukkan buku ini dalam wishlist saya :))

    BalasHapus