Judul Asli : CONFESSIONS OF AN UGLY STEPSISTER
Copyright ©
Gregory Maguire, 1999
Penerbit Atria
Alih Bahasa : Khairi Rumantati
Editor : Ida Wajdi, Nadia Luwis
Ilustrasi : Ella Elviana
Desain Sampul : Aniza Pujiati
Cetakan I : April 2013 ; 444
hlm
Rate : 3,5 of 5
Apakah gunanya keindahan? Keindahan itu akan membantu melindungi jiwa umat manusia, membendungnya, menolongnya, sehingga kita bisa bertahan hidup. Keindahan tidaklah berjumlah banyak, tetapi kalau itu bisa membuat hidup kita tidak terlalu menderita sehingga kita menjadi lebih baik __well, kalau begitu, mari kita miliki keindahan, terlukis di porselen kita, tergantung di dinding kita, diucapkan dalam cerita-cerita kita. Kita adalah bangsa binatang yang menyedihkan... [ p. 440-441 ]
Pernahkah engkau mendengar
kisah dongeng tentang gadis cantik yang hidup dalam kekejaman ibu tiri serta
siksaan saudara-saudara tirinya, bekerja keras melebihi seorang budak, berkutat
dengan kotoran dan abu yang menyelimuti sekujur tubuhnya hingga ia dikenal
sebagai Gadis Abu atau Cinderella ? Hingga suatu hari muncul ibu peri yang baik
hati, membuat pakaian yang indah serta sepatu kaca, kereta dari labu serta para
kusir dari tikus-tikus sahabatnya, agar ia dapat mengikuti pesta dansa dan
bertemu sang pangeran ...
Nah, itu hanya merupakan
dongeng belaka, penuh dengan keindahan serta keajaiban yang diercaya oleh
anak-anak kecil. Pada kenyataan, kehidupan tidak berjalan seindah dongeng,
mirip bahkan serupa, namun dengan fakta-fakta yang lebih menyakitkan. Jika
dirimu ingin tahu kejadian sebenarnya, simak perjalanan hidup tiga orang gadis
belia – bersaudara – berbeda satu sama lain – namun memiliki keterikatan yang
unik serta hubungan yang tak mudah lepas begitu saja, dalam kondisi terburuk
sekalipun.
Ruth dan Iris Fisher terpaksa
mengikuti sang ibu, Margarethe yang melarikan diri dari kediaman mereka di
Inggris saat kabar bahwa suaminya Jack Fisher tertangkap dan dikeroyok massa.
Bertiga mereka melarikan diri menuju Belanda, mencari perlindungan dari kakek
Margarethe : Pieter ten Broek. Malang tak dapat ditolak, sudah jauh perjalanan
mereka, hanya mendapati sang kakek telah meninggal bertahun-tahun silam, dan
tak ada satu pun kerabat bahkan kenalan di negara yang asing bagi mereka. Tiada seorang pun bersedia mengulurkan tangan
untuk membantu, apalagi bangsa asing yang dianggap aneh serta tidak sederajat. Hingga
mereka bertemu dengan Master Scoonmaker – pelukis aneh yang memiliki keahlian
tersendiri dalam menilai sebuah karya seni.
[ source ] |
Sang Master tertarik untuk
menjadikan Iris sebagai salah satu obyek lukisannya.Sebagai imbalan, mereka
bertiga diperbolehkan tinggal di kediaman sang Master, dan bekerja melayani
kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Margarethe terpaksa menerima penawaran
tersebut, apalagi ia harus menjaga dan merawat kedua putrinya, ditambah dengan
kondisi Ruth, menyulitkan bagi siapa saja untuk menerima mereka sebagai bagian
dari kehidupan masyarakat Belanda. Ruth – putri tertua, terlahir dengan tubuh
besar layaknya orang dewasa namun dengan pemikiran yang sangat lamban layaknya
bocah kanak-kanak. Karena sang Master sendiri cukup aneh, memungkinkan dirinya
untuk tidak terlalu mengindahkan kondisi Ruth yang dijauhi dan dianggap gila
oleh pihak lain.
Iris ternyata memiliki kepekaan
tersendiri terhadap permainan warna pada lukisan. Hal ini membuatnya tertarik
untuk mengetahui lebih lanjut tentang pembuatan sebuah lukisan, melebihi
keinginan sang Master untuk melukis dirinya. Apalagi saat ia bertemu dengan
Caspar – murid magang sang Master yang mampu memberikan percikan kebahagiaan di
dalam hatinya. Iris memiliki pengharapan tinggi akan hasil lukisan dirinya,
namun sebuah kejutan yang menyakitkan hatinya justru nampak pada lukisan
tersebut. Jiwa seni sang Master justru menampilkan segala kekurangan dan
keburukan yang ia lihat dalam diri Iris, dan membuat sebuah lukisan yang dapat
dikatakan ‘sangat indah’ tentang keburukan dan kejelekan.
Dari lukisan inilah sebuah
jalan menuju kehidupan yang berbeda terjadi pada para wanita keluarga Fisher.
Dimulai dari rasa tertarik Heer van den Meer – salah satu pengusaha kaya
penggemar karya-karya sang Master terhadap lukisan Gadis Jelek dang Bunga Liar,
dan meminta Iris sebagai modelnya untuk bersedia menjadi pendamping putri
tunggalnya. Clara – gadis cilik yang sangat cantik dan menawan, hidup dalam
perlindungan ‘rumah-kaca’ dan pengawasan ketat sang ibu, Henrika van den Meer
yang mementingan kesopanan, keteraturan dan ketenangan, hidup sebagai bocah
manja yang kesepian namun cukup angkuh untuk menerima kehadiran Iris serta
keluarganya.
Namun setelah beberapa waktu,
akhirnya ketiga gadis cilik, Iris, Ruth dan Clara bisa saling menerima dan
menjalin persahabatan yang cukup unik. Berbeda dengan Margarethe dan Henrika
yang saling bertolak-belakang dan tak menyukai satu sama lain. Anehnya
Margarethe yang sebelumnya selalu memperingatkan agar Iris dan Ruth selalu
menjaga kelakuan mereka, bahkan saat masih tinggal di kediaman Master Luuykas
Scoonmaker, mulai berani menantang kehendak Henrika. Kejadian ini disusul
dengan kematian Henrika yang mendadak akibat kondisi kesehatannya yang mulai
menurun saat kehamilan kedua. Kematian Henrika membuka jalan baru yang
seakan-akan telah direncanakan oleh Margarethe demi kepentingan dirinya serta
kedua anaknya.
Gregory Maguire mampu
membangkitkan imajinasi melalui sebuah kisah drama yang melibatkan konflik
antar manusia, pergulatan akan aspek psikologis pada anak-anak yang mengalami
luka trauma masa kecil dan berjuang dalam beradaptasi di kehidupan yang cukup
berat dalam dunia orang-orang yang lebih dewasa. Yang cukup menarik melalui
karakter Iris, Ruth serta Clara, kita diajak untuk belajar memahami arti
kehidupan, dan gadis-gadia belia ini
merupakan contoh perlakuan para orang tua yang tak memahami kebutuhan dasar
mereka, sehingga mereka dipaksa menjadi lebih dewasa guna memahami dan membantu
kebutuhan para orang tua masing-masing. Melalui sarana lukisan dalam kisah ini,
pembaca turut diajak untuk menilai suatu kebenaran akan akhlak serta budi
pekerti manusia. Sebagaimana kutipan pada awal postingan ini, suatu keindahan
memiliki makna ganda, tergantung dari sudut pandang mana kita menilai.
Dengan menggunakan seting
negara Belanda serta kepercayaan akan legenda serta dongeng Eropa, tentang
iblis yang berwujud manusia kerdil, imp bahkan keberadaan ‘changeling’
mengingatkan diriku akan dongeng-dongeng ala Grimm Bersaudara yang mengandung
makna ganda, kebenaran yang mengerikan, kejahatan dan kebusukan dibalik semua
dongeng, memberikan peringatan keras pada kanak-kanak bahwa kehidupan nyata
penuh dengan bahaya. Dan kisah ini walaupun menggunakan tokoh utama para gadis
belia, sungguh kurang cocok sebagai bacaan anak-anak sebagaimana tersirat dalam
sinopsis serta ilustrasi sampul yang cantik ini. Keindahan yang ditampilkan
bukanlah ‘isi dan makna’ sebenarnya, dan dengan ending yang luar biasa, kisah
ini meninggalkan pesan moral yang cukup dalam.
[ source ] |
“Dalam hidup anak-anak, labu bisa berubah menjadi kereta kuda, tikus bisa menjadi manusia. Ketika beranjak dewasa, kita tahu bahwa yang sebenarnya lebih umum terjadi adalah manusia berubah menjadi tikus.” [ p. 2 ]
[ more about the author, books
and related works, just check on here : Gregory Maguire | Confessions of An Ugly Stepsiter | Movies Adaptation (2002) | on Wikipedia | on Goodreads ]
Best Regards,
* Hobby Buku *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar