Books
“TEMPAT GUNUNG BERJUMPA REMBULAN”
Judul Asli : WHERE THE MOUNTAIN MEETS THE MOON
Copyright © Grace
Lin, 2009 [ cover & inside illustrations by Grace Lin ]
Penerbit Atria
Alih Bahasa : Berliani M.
Nugrahani
Editor : Ida Wajdi
Illustrasi : Ella Elviana
Pewajah Isi : Aniza P.
Cetakan I : November 2010 ; 268
hlm
Rate : 5 of 5
Alkisah pada jaman dahulu kala,
di ujung Sungai Giok berdirilah sebuah gunung yang sangat besar dan tinggi,
yang disebut sebagai Gunung Nirbuah, karena tidak ada satu pun pohon atau
tanaman yang bisa tumbuh di sana, tak ada satu pun hewan atau burung-burung
yang berkicau di tempat itu, yang ada hanya kering, tandus dan warna
kecokelatan dimana-mana. Keadaan itu berlangsung sekian lamanya, hingga hampir
semua manusia yang masih bertahan hidup, sudah melupakan masa lalu kehidupan
nenek moyang yang sangat berbeda dengan kondisi yang mereka jalani saat ini.
Salah satu yang senantiasa berusaha ‘mengingat’ adalah Minli – gadis cilik yang
tinggal bersama kedua orangtuanya, di sebuah rumah kecil.
~ Minli Running from her home ~ [ source ] |
Setiap pagi, sebelum matahari
terbit, mereka semua bangun untuk bekerja di sawah, bekerja keras menanam benih
di lahan yang kering dan keras sepanjang hari hingga menjelang petang. Kemudian
dengan tubuh kaku dan sakit karena bekerja di bawah sinar matahari terik
seharian, mereka pulang ke rumah, menikmati hidangan berupa beras yang ditanak
secukupnya untuk mereka bertiga, sebelum berangkat tertidur dan memulai kembali
pekerjaan yang sama keesokkan harinya. Minli sudah cukup besar untuk mengetahui
kemiskinan yang melanda desa dan keluarganya. Satu-satunya hiburan yang bisa membuatnya
tetap ceria, adalah dongeng yang dikisahkan oleh ayahnya menjelang waktu tidur.
Dongeng-dongeng itu berkisah
tentang kehidupan nenek moyang mereka, jauh sebelum Gunung Nirbuah muncul.
Tentang Naga Giok yang bertugas menjaga awan dan pemegang keputusan kapan hujan
turun menyirami bumi pada waktu-waktu tertentu. Naga Giok sangat membanggakan
kekuasaanya serta penghormatan yang dilakukan oleh manusia terhadap dirinya.
Hingga suatu hari, ia mendengar ‘keluhan’ manusia tentang berkat yang selalu ia
berikan. Akibatnya Naga Giok murka dan menghentikan turunnya hujan ke permukaan
Bumi, membiarkan sinar matahari membakar segala sesuatunya. Maka dimulailah
penderitaan manusia serat makhluk hidup lainnya. Namun Naga Giok tak bergeming.
~ Fruitless Mountain : Before & After ~ [ source ] |
Tangisan dan keluh-kesah
manusia ternyata mengusik ketenangan 4 Naga keturunan Naga Giok. Mereka yang
bernama : Mutiara, Kuning, Hitam, dan Panjang akhirnya memutuskan mengorbankan
diri demi keselamatan manusia dan makhluk-makhluk lain di Bumi. Ketika Naga
Giok mengetahui hal tersebut, ke-4 anaknya telah tiada dan menjelma menjadi 4
sungai besar yang menghentikan kekeringan di Bumi. Penyesalan dan kesedihan
membuat Naga Giok mengutuk dirinya dan berubah menjadi Sungai Giok yang
dibentengi Gunung Nirbuah – perwujudan hati sang Naga yang hancur dan membatu.
Hingga terjadi pertemuan antara Naga Giok dengan keturunannya, maka wilayah
yang dibatasi oleh Gunung Nirbuah selamanya akan tandus dan kering.
Saat pertama kali melihat judul
kisah ini, dugaan awal bahwa ini salah satu re-telling mitos Cina dimana pada
saat-saat tertentu terjadi pertemuan antara Bulan dan Gunung (salah satunya
adalah kisah yang terkait denga peringatan Cap Go Mey), ternyata cukup
melenceng jauh... Grace Lin bukan saja menulisulang hikayat dan mitos dongeng
klasik masyarakat Cina, melainkan menggabungkan setiap tema pembelajaran dalam
suatu kisah baru yang menyentuh sekaligus sangat indah. Apalagi ditambah dengan
ilustrasi yang tak kalah menariknya. Melalui sosok gadis cilik bernama Minli,
yang bertekad melakukan suatu perubahan bukan hanya bagi keluarganya melainkan
juga bagi penduduk desa, berpegang pada keyakinan dan Impian akan kehidupan
yang lebih baik, tak pelak lagi ini adalah sebuah kisah yang layak disimak bagi
siapa saja dari segala kalangan usia.
[ source ] |
Penulis yang termasuk dalam
angkatan generasi muda, bukan sekedar tertarik mendalami hikayat dan legenda
dari dongeng-d0ngeng kuno, ia juga mengolahnya hingga menarik perhatian kaum
muda terutama remaja untuk mengambil pembelajaran serta pesan-pesan moral dengan
penyajian yang memikat. Hal ini mengingatkan diriku akan karya penulis Linda
Sue-Park yang juga memiliki misi serupa, sebagai generasi muda dari keluarga
Korea yang lahir dan besar dalam budaya Amerika. Bahkan jika dapat disandingkan
dengan penulis lain yang juga memperoleh penghargaan dari Newbery Medal :
Philip Pullman (salah satu penulis favorit-ku), misalnya saja : The Fireworks-maker
Daughter
Bagi penggemar kisah fantasi,
maka kisah ini bagaikan ‘bonus-ganda’ karena penuh dengan karakter-karakter
unik yang sangat menarik. Mulai dari sosok Naga yang tidak bisa terbang atau
menyemburkan api, namun memiliki kebaikan hati serta kecerdasan otak. Ada pula
ikan mas yang telah menjelajahi setiap sungai yang ada di bumi demi menemukan
pintu gerbang yang akan membuka jalan baginya untuk bisa berubah menjadi seekor
naga. Dan sosok gadis cilik yang tak memiliki bekal apa pun dalam menempuh
perjalanan jauh dan berat dengan berbekal tekad bulat dan keberanian. Serta
bocah kembar nan elok berbaju merah, Da Fu dan A Fu yang bisa ditebak darimana
asalnya hanya dengan melihat gambaran ilustrasinya (^_^). Overall, it’s a great
story and must be listed on your reading list too !!
~ Kekayaan bukanlah rumah yang dipenuhi emas dan batu giok, namun sesutu yang jauh lebih bermakna daripada itu. Sesuatu yang telah dimilikinya dan tidak perlu diubahnya. “Aku tidak bertanya pada Kakek Rembulan tentang Peruntunganku, karena Aku tidak perlu mengetahui jawabannya,” kata Minli ~ [ p. 242 -243 ]
[ more about this author and
related works, just check at here : Grace Lin | on Wikipedia | on Goodreads | Grace Lin Books ]
~ This Post also include in Newbery Award Reading Challenge ~
Best Regards,
* Hobby Buku *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar